Candi Kidal

Candi ini dinamakan ‘Kidal’ karena letaknya berada di suatu daerah yang bernama Kidal. Daerah tersebut sekarang bernama Desa Kidalrejo wilayah kecamatan tumpang kabupaten Malang. Nama ‘Kidal’ disebut-sebut dalam kitab Pararaton sebagai tempat pendharmaan raja Anusapati. Dalam kitab tersebut disebutkan : ”Lina sang Anusapati I caka 1171, dhirnarma sira ring Kidal (meninggal sang Anusapati pada tahun saka 1171, didharmakan di Kidal).

Kitab Negarakertagama yang selesai ditulis pada tahun 1365 oleh Mpu Prapanca pada jaman Majapahit menyebut-nyebut tentang daerah yang bernama ‘Kidal’. Pupuh 37 bait ke 7 menyebutkan adanyasuatu pendharmaan yang dikunjungi oleh raja Hayamwuruk di daerah Kidal, yaitu “wannan/muwah lari narecwarenjin umaren sudharmma ri kidal. Pupuh 73 baik ke 3 menyebutkan jumlah sudharma haji (bangunan peringatan) yang utama pada jaman Singasari, salah satunya adalahkidal. Juga pupuh 41 bait 1 yang mengisahkan tentang raja Anusapati menyebutkan sebagai berikut :

Bhaţâra sań anûşanâtha wka de bhaţâra sumilih wiçeşa siniwi, lawasniran amukti riń rât apagěh tikaŋ sayawabhumi bhakti matutur. çâkâbdi tilakâdri çambhu kalahan/bhaţâra mulih iŋ girindrâbhawana, sireki winańun/pradipa çimbha çobhita rikaŋ sudharmma ri kidal

Artinya :
Bathara Anusapati putra baginda mengganti dalam kekuasaan selama pemerintahannya tanah jawa kokoh sentausa bersembah bakti pada tahun saka ‘perhiasan-gunung-sambu’ (1170) beliau pulang ke tempat Siwa. Cahaya beliau diwujudkan arca gemilang di pendharmaan di Kidal.

Dari dua sumber di atas cukup jelas bahwa nama Kidal sebagai suatu daerah sudah di kenal sejak lama, yaitu sejak jaman awal kerajaan Singasari dan di beritakan  dalam jaman Majapahit. Masalahnya sekarang apakah arti dari Kidal?

Zoetmulder dalam kamus Jawa kunonya menerangkan bahwa kata ‘kidal’ memiliki dua pengertian. Pengertian pertama berarti ‘kiri’, dan pengertian kedua berarti ‘kidul’ (selatan). Kamus Jawa Kuno yang disusun oleh Mardiwarsito juga mengartikan kata ‘kidal’ dengan dua pengertian, yaitu kiri dan selatan. Wojowasito dalam kamus Kawinya member pengertian kata ‘kidal’ dengan arti selatan. Sementara Poerwadarminta dalam kamus kecil bahasa Jawa ‘tegesing tembung’ mengartikan kata ‘kidal’ dengan kede’ atau kiri. Yang akhirnya dimasukkan dalam kamus bahasa Indonesia yang berarti ‘kiri’ atau ‘selalu menggunakan tangan kiri’

Dari uraian di atas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa nama Kidal menjadi anggapan sebagian ahli sejarah yang member arti ‘kiri’. Dasar alasannya adalah bahwa raja Anusapati adalah putra tiri dari Sri Rajasa (Ken Angrok). Putra tiri ditafsirkan dengan istilah ‘kiri’. Mungkin pendapat ini dapat di telusuri bahwa dalam istilah Jawa ‘sesuatu yang kurang diperhatikan’ biasa disebut ‘kekiwa’ (dikirikan). Dalam Pararaton memang disebutkan bahwa Anusapati kurang mendapat perhatian dari Sri Rajasa karena Anusapati bukan anak kandungnya.

Tafsiran kedua menyebutkan kata ‘kidal’ berarti selatan. Daerah Kidal memang terletak di arah tenggara (selatan-kiri) dari kerajanan Singasari yang terletak di utara. Lagi pula Negarakertagama dan Pararaton dengan jelas menyebutkan bahwa Kidal adalah nama suatu daerah. Seperti halnya nama daerah Jajaghu sebagai tempat pendharmaan raja Wisnuwardhana. Jelasnya bahwa nama Kidal bukan baru muncul dan disebut setelah Anusapati didharmakan di tempat itu lantaran Anusapati anak tiri (kidal), tetapi nama Kidal sudah lebih dulu ada dan digunakan untuk menempatkan bangunan pendharmaan Anusapati. Kiranya pendapat yang terakhir ini lebih masuk akal.

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © Bacaan Abang
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com