Riwayat Penemuan dan Perawatan Candi Kidal

Kapan Candi Kidal pertama kali ditemukan kembali tidak terdpat catatan. Orang-orang Belanda yang pernah mengunjungi dan membuat catatan tentang Candi Kidal antara lain : Brumurid, kemudian JLA. Brandes pada tahun 1901, yang pada waktu itu masih melihat adanya sisa-sisa bangunan dari batu merah di halaman candi. Pada tahun 1925 B. De Haan mendapat tugas dari Oudheidkundige Dienst (Dinas Purbakala) Hindia Belanda untuk membangun kembali Candi Kidal. Hasil pembangunan kembali tersebut dilaporkannya dalam POD (Publicaties van de Oudheidkundige Dienst) 1:1-7 dengan judul ‘Tjandi Kidal A. Bouwkundige beschrijving’. Pada tahun 1925 itu juga FDK. Bosch menulis tentang Candi Kidal, yaitu 'Tjandi Kidal B. Historische en iconographische beschrijving’ dalam POD 1:8-14.

Pembinaan kembali yang kedua kalinya dilakukan pada tahun 1986 sampai dengan tahun 1990, dilakukan oleh Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Timur dan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Pembinaan kembali ini didasarkan atas pengamatan tahun 1985 bahwa salah satu sudut bagian bawah atap ada beberapa batunya yang rusak akibat adanya gempa, sehingga dianggap terancam bahaya runtuh.

Tentang perawatannya, sejak sebelum ditangani oleh Dinas Purbakala Belanda. Candi Kidal sudah dijaga oleh Pak Khairun. Diduga Pak Khairun adalah generasi dari penjaga candi tersebut sebelumnya, karena kebetulan Candi Kidal berada di lahan tanah leluhur Pak Khairun. Demikianlah secara estafet akhirnya yang menjaga dan merawat Candi Kidal adalah anak Pak Khairun, yaitu Kadir. Karena Pak Kadir tidak mempunyai anak laki-laki, maka menantunya yang bernama pak Rabun meneruskan menjaga dan merawat Candi Kidal.

Sekarang pemeliharaan dan perawatan dilakukan oleh ‘juru pelihara’ candi yang berasal dari tenaga lapangan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur yang berpusat di Trowulan. Tenaga juru pilihara adalah orang setempat yang di angkat dan ditunjuk untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan Candi Kida

Sebelumnya "Candi Kidal"
Selanjutnya "Lokasi Candi Kidal"

1 comments:

Anonymous said...

candi Kidal ini sangat menarik dan tidak bisa ternilai dengan apapun. Ini adalah salah satu bukti jati diri bangsa Indonesia besar dari masa lalu, tetapi kenapa orang banyak yang tidak peduli. Penduduk sekitar candi yang merasa memiliki tanah disekitarnya tidak mentolerir dengan keberadaan bangunan yang maha dahsyat itu. Mereka membuat kanddang ayam dan memelihara ayam di sekitar candi tersebut, tiddak berfikir bahwa apa yang diperbuat itu mengganggu keberadaan bangunan itu maupun pengunjung pewaris bangunan itu. Sombong memang tindakan itu atau tidak tahu ataupun terpaksa, tetapi tidakkah ada toleransi ?????

Post a Comment

 
 
Copyright © Bacaan Abang
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com